Sabtu, 26 November 2011

Tugas Pengantar Komputer Minggu Ke-7,8,9


Representasi Data
Untuk memberi tanda bilangan biner telah diperjanjikan yakni 0 untuk bilangan
positif atau plus dan 1 untuk bilangan negatif atau minus. Pada bilangan biner n-bit, jika
susunannya dilengkapi dengan bit tanda, maka diperlukan register dengan panjang n+1 bit.
Dalam hal ini, n-bit digunakan untuk menyimpan bilangan biner itu sendiri dan satu bit untuk
tandanya. Pada representasi bilangan biner yang dilengkapai dengan tanda bilangan, bit tanda
ditempatkan pada posisi paling kiri atau sebagai MSB.

Untuk keperluan operasi aritmetika yang melibatkan bilangan biner negatif, bilangan
biner dapat direpresentasikan dalam beberapa cara yakni dengan representasi besaran
bertanda (signed-magnitude representation) selanjutnya disingkat dengan SM, representasi
komplemen pertama bertanda (signed-1’s complement representation) disingkat dengan S1C, dan
representasi komplemen kedua bertanda (signed-2’s complement representation) disingkat S2C.
Berikut ini adalah contoh beberapa representasi bilangan biner untuk bilangan heksadesimal
+5 dan -5 serta +7 dan -7.
FORMAT DATA KOMPUTER
ASCII (American Standard Code for Information Interchange)
Data ASCII mewakili karakter alfanumerik dalam memori sistem komputer. Format Data
yang digunakan adalah 7 bit, dimana bit yang ke 8 digunakan untuk memuat parity.
dalam komputer pribadi, kumpulan karakter extended ASCII menggunakan kode 80 H-FF H.
karakter extended ASCII menyimpan huruf-huruf asing dan tanda baca, karakter greek (Yunani),
karakter matematika, karakter-karakter box drawing, dan karakter-karakter khusus lainnya.
Data ASCII dapat disimpan dalam memori menggunakan direktif khusus program assembler
yaitu Define Byte (DB) atau Byte.
FORMAT DATA KOMPUTER
BCD(Binary Code Desimal)
Informasi BCD disimpan dalam bentuk packed atau unpacked. Data packed disimpan dalam
bentuk dua digit per byte, sedangkan data BCD unpacked disimpan satu digit per byte. Rentang
digit BCD antara 0000B sampai 1001B
BCD unpacked sering digunakan oleh keypad atau keyboard, sedangkan BCD Packed
digunakan untuk beberapa instruksi termasuk untuk penjumlahan dan pengurangan BCD dalam
kumpulan instruksi di CPU.
FORMAT DATA KOMPUTER
UNSIGN dan SIGN INTEGER
Data Ukuran Byte
data ukuran byte disimpan dalam unsigned dan signed integer(bilangan bulat tak
bertanda dan bilangan bulat bertanda). Perbedaan dalam bentuk ini adalah bobot dari posisi
paling kiri. Untuk unsign integer nilainya 128 dan untuk signed integer nilainya adalah
-128. dalam format signed, bit yang paling kiri adalah bit tanda bilangan. Kisaran dari
unsigned integer adalah 0 sampai 255, sedangkan signed integer berkisar antara -128 sampai
+127.
Bilangan negatif disajikan dalam bentuk ini, tetapi disimpan dalam bentuk komplement
dua, seperti yang telah dijelaskan diatas.
FORMAT DATA KOMPUTER
UNSIGN dan SIGN INTEGER
Data Ukuran Word
Satu ukuran word dibentuk oleh dua byte data. LSB selalu disimpan dalam lokasi memori
paling rendah, dan MSB disimpan yang paling tinggi. Metode untuk penyimpanan ini disebut
dengan format little endian. Metode alternatif disebut format big endian. Untuk menyimpan
data ukuran word dalam memori, digunakan direktif DW(Define Word). Namun biasanya data yang
berukuran lebih dari 8 bit disimpan menggunakan format little endian.
Limit Tipe Data
Mengolah data komputer ada rambu-rambunya.
Prinsip paling dasar, tiap tipe data punya rentang nilai. Misalnya saja:
TIPE MINIMUM MAKSIMUM KETELITIAN
short int -128 +127 1
int -32768 +32766 1
long int 1
unsigned short 1
unsigned 1
unsigned long 1
float
Larangan paling dasar adalah:
* Jangan sampai mengisikan nilai di luar batas MINIMUM – MAKSIMUM.
* Jangan simpan bilangan teliti (significant) lebih kecil dari KETELITIAN.
Itu saja. Gampang kan hukumnya. Mari lihat konsekuensinya kalau ada yang nekad atau ceroboh
melanggar batas.
Buat contoh, ambil tipe data unsigned short (8 bit). Tipe data ini punya rentang nilai 0 -
255. Representasi kode binernya adalah sbb:
00000000 = 0 desimal
00000001 = 1 desimal


11111110 = 254 desimal
11111111 = 255 desimal
Jika anda pesan variabel unsigned short, bayangkan bahwa anda punya panci yang batas
bawahnya adalah 0 dan batas atasnya 255. Apa yang terjadi kalau anda isi air sampai lebih
dari batas 255 ? Tumpah. Sementara itu kebalikannya, kalau anda rebus airnya sampai menguap
habis, pancinya bakal gosong.
Variabel juga bisa kelebihan (overflow) dan kekurangan (underflow). Tapi efeknya aneh, tidak
seperti panci. Perhatikan program berikut:
main()
{ unsigned short data;
// kasus pertama
data = 255;
data = data + 1;
printf(“%u”, data);
// kasus kedua
data = 0;
data = data – 1;
printf(“%u”, data);
}
Pada kasus pertama, mestinya data jadi 256, tapi 255 itu kan sudah MAKSIMUM. Sementara yang
kedua , mestinya data jadi -1, tapi 0 kan MINIMUM. Jadi berapa keluaran program ini ? Jangan
terkejut, keluarannya pertama adalah 0. Kok tidak meluap, dan malahan jadi habis ? Sementara
itu keluaran kedua adalah 255. Bukannya gosong malah jadi penuh. Kenapa bisa ya ?
Ini dia kisahnya kalau kita lihat operasi pada level kode binernya.
KASUS1
desimal: 255d + 1d = 256d
biner : 11111111b + 1b = 100000000b (overflow 9 bit, nilai = 256)
error : = 00000000b (terpotong jadi 8 bit, nilai = 0)
KASUS2
desimal: 0d – 1d = -1d
biner : 00000000b – 1b = 111111111b (underflow 9 bit)
error : = 11111111b (terpotong jadi 8 bit, nilai = 255)
Mudah-mudahan contohnya cukup jelas. Coba, berapa hasilnya kalau 255+2 ?
Berapa kalau 0-2 ?
Stop … jangan lanjutkan baca kalau belum bisa tahu jawabnya. Saya tungguin nih.
Zzzz ….
Sudah ? Oke, dilanjut. Ada yang bertanya-tanya nggak, kenapa pada kasus kedua, -1d kok jadi
111111111b ? Jawabnya, karena komputer melakukan operasi aritmatika (tambah/kurang) memakai
rangkaian digital. Nah rangkaian digital pengurangan, tanpa modifikasi apa-apa, akan membuat
00000001b jadi 00000000b, 00000000b jadi 11111111b, dan seterusnya 11111111b jadi 11111110b.
Singkat kata, itu kelakuan alamiah rangkaian digital.
Lho … kalau memang kelakuan alamiahnya begitu, kenapa tidak dimanfaatkan saja ? Kita
simpan data integer negatip sebagai berikut:
00000000 = 0 desimal // mulai dari 0
00000001 = 1 desimal // naik terus sebagai positip

01111111 = 127 desimal // stop sampai setengah rentang
10000000 = -128 desimal // rentang sisa buat negatip
10000001 = -127 desimal // tapi mulai dari -128
10000010 = -126 desimal

11111110 = -2 desimal
11111111 = -1 desimal // sebab minus satu di sini
Nah inilah representasi 2-komplemen. Sederhana kan idenya ?
Sekarang, dengan representasi data seperti itu, apa yang terjadi kalau kita buat program
seperti ini?
main()
{ // data signed integer 8 bit
short int data;
// kasus pertama
data = 127;
data = data + 1;
printf(“%d”, data);
// kasus kedua
data = -128;
data = data – 1;
printf(“%d”, data);
}
Anda pasti tahu jawabnya kan. Kode 01111111b (127) kalau ditambah satu akan jadi 10000000b,
alias -128. Singkat kata, signed integer punya aritmatika aneh seperti ini:
127 + 1 = -128 (overflow, ERROR)
-128 – 1 = 127 (underflow, ERROR)
-1 + 1 = 0 (roll back, tapi betul)
0 – 1 = -1 (roll over, tapi betul)
Mudah-mudahan anda jadi tahu bahayanya overflow dan underflow. Sebagai penutup, ini kisah
serem buat nakut-nakutin. Konon ada programmer roket luar angkasa memakai variabel integer
untuk menyimpan data daya dorong roket. Ketika roketnya berangkat ke atas, ternyata daya
dorong roket positip sangat besar, sehingga variabelnya overflow. Ingat bahwa data bertipe
integer kalau overflow akan jadi negatip. Artinya, roket mendorong terbalik ke bawah ! Jelas
saja software kendali yang menghitung terbangnya roket kebingungan, dan … kabooommmm !





SISTEM BILANGAN

I. DEFINISI
            System bilangan (number system) adalah  suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Sistem bilanan yang banyak dipergunakan oleh manusia adalah system biilangan desimal, yaitu sisitem bilangan yang menggunakan 10 macam symbol untuk mewakili suatu besaran.Sistem ini banyak digunakan karena manusia mempunyai sepuluh jari untuk dapat membantu perhitungan. Lain halnya dengan komputer, logika di komputer diwakili oleh bentuk elemen dua keadaan yaitu off (tidak ada arus) dan on (ada arus). Konsep inilah yang dipakai dalam sistem bilangan binary yang mempunyai dua macam nilai  untuk mewakili suatu besaran nilai.
            Selain system bilangan biner, komputer juga menggunakan system bilangan octal dan hexadesimal.

II. Teori Bilangan

1.    Bilangan Desimal
Sistem ini menggunakan 10 macam symbol yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,dan 9. system ini menggunakan basis 10. Bentuk nilai ini dapat berupa integer desimal atau pecahan.
Integer desimal :
adalah nilai desimal yang bulat, misalnya 8598 dapat diartikan :
8 x 103      = 8000
5 x 102      =   500
9 x 101      =      90
8 x 100      =        8
                      8598
                                                                        position value/palce value                                                                                     absolute value


Absolue value merupakan nilai untuk masing-masing digit bilangan, sedangkan  position value adalah merupakan penimbang atau bobot dari masing-masing digit tergantung dari letak posisinya, yaitu nernilai basis dipangkatkan dengan urutan posisinya.

Pecahan desimal :
Adalah nilai desimal yang mengandung nilai pecahan dibelakang koma, misalnya nilai 183,75 adalah pecahan desimal yang dapat diartikan :
1 x 10 2           = 100
8 x 10 1           =  80
3 x 10 0           =    3
7 x 10 –1         =    0,7
5 x 10 –2         =    0,05
                          183,75

2. Bilangan Binar
            Sistem bilangan binary menggunakan 2 macam symbol bilangan berbasis 2digit angka, yaitu 0 dan 1.
Contoh bilangan 1001 dapat diartikan :

1 0 0 1
                                                            1 x 2 0 = 1
                                                            0 x 2 1 = 0
                                                            0 x 2 2 = 0
                                                            1 x 2 3 = 8
                                                                        10 (10)
Operasi aritmetika pada bilangan Biner :
a.    Penjumlahan
Dasar penujmlahan biner adalah :
0 + 0 = 0
0 + 1 = 1
1 + 0 = 1
1 + 1 = 0                     dengan carry of 1, yaitu 1 + 1 = 2, karena digit terbesar ninari 1, maka harus dikurangi dengan 2 (basis), jadi 2 – 2 = 0 dengan carry of 1
contoh :

1111
  10100 +
                  100011
atau dengan langkah :
 1 + 0              = 1
 1 + 0              = 1


 

 1 + 1              = 0 dengan carry of 1
 1 + 1 + 1        = 0


 

 1 + 1              = 0 dengan carry of 1                                    1  0     0      0    1     1

b.    Pengurangan
Bilangan biner dikurangkan dengan cara yang sama dengan pengurangan bilangan desimal. Dasar pengurangan untuk masing-masing digit bilangan biner adalah :
0 - 0 = 0
1 - 0 = 1
1 - 1 = 0
0 – 1 = 1                     dengan borrow of 1, (pijam 1 dari posisi sebelah kirinya).
Contoh :
11101
 1011 -
          10010




            dengan langkah – langkah :
            1 – 1               = 0


 

            0 – 1               = 1 dengan borrow of 1
           
1 – 0 – 1         = 0
            1 – 1               = 0
            1 – 0               = 1
                                                                                                1    0     0         1   0

c.    Perkalian
Dilakukan sama dengan cara perkalian pada bilangan desimal. Dasar perkalian bilangan biner adalah :
0 x 0 = 0
1 x 0 = 0
0 x 1 = 0
1 x 1 = 1
contoh
Desimal
Biner

   14
   12 x
    28
 14

                  +
168


             1110
             1100 x
              0000
            0000
          1110
         1110      +
      10101000
d.    pembagian
Pembagian biner dilakukan juga dengan cara yang sama dengan bilangan desimal. Pembagian biner 0 tidak mempunyai arti, sehingga dasar pemagian biner adalah :
0 : 1 = 0
1 : 1 = 1
Desimal
Biner
5     / 125 \ 25
         10  -
            25
            25 -
              0
              101 / 1111101 \ 11001
                        101 -
                           101
                            101 -
                                 0101
                                    101 -
                                         0

3. Bilangan Oktal
            Sistem bilangan Oktal menggunakan 8 macam symbol bilangan berbasis 8 digit angka, yaitu 0 ,1,2,3,4,5,6,7.
Position value system bilangan octal adalah perpangkatan dari nilai 8.
Contoh :
12(8) = …… (10)
                                                            2 x 8 0 = 2
                                                            1 x 8 1 =8                                                                                                                                10
Jadi 10 (10)

Operasi Aritmetika pada Bilangan Oktal
a.    Penjumlahan
Langkah-langkah penjumlahan octal :
-          tambahkan masing-masing kolom secara desimal
-          rubah dari hasil desimal ke octal
-          tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil octal
-          kalau hasil penjumlahan tiap-tiap kolom terdiri dari dua digit, maka digit paling kiri merupakan carry of untuk penjumlahan kolom selanjutnya.
Contoh :
Desimal
Oktal

    21
    87 +
  108

  25
127 +                                                                                          
154
                    5 10  + 7 10            = 12 10   =      14 8
                    2 10  +  2 10 + 1 10 = 5 10    =         5 8
                     1 10                      = 1 10     =        1 8


 



b.    Pengurangan
Pengurangan Oktal dapat dilaukan secara sama dengan pengurangan bilangan desimal.
Contoh :
Desimal
Oktal

   108
    87 -
    21

 154
127 -                                                                                          
  25
                    4 8  - 7 8      + 8 8     (borrow of) = 5 8
                    5 8  -  2 8 - 1 8                                  = 2 8  
                     1 8  - 1 8                                   =  0 8


 



c.    Perkalian
Langkah – langkah :
-          kalikan masing-masing kolom secara desimal
-          rubah dari hasil desimal ke octal
-          tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil octal
-          kalau hasil perkalian tiap kolol terdiri dari 2 digit, maka digit paling kiri merupakan carry of untuk ditambahkan pada hasil perkalian kolom selanjutnya.
Contoh :
Desimal
Oktal

   14
   12 x
    28
 14 +
  168    

                 16
                 14 x
                  70
                                     4 10 x 6 10     = 24 10  = 30 8
                                     4 10 x 1 10 + 3 10 = 7 10 = 7 8
 

                  16
                 14 x
                  70
                16
                                 1 10 x 6 10    = 6 10    = 6 8
                                 1 10 x 1 10    =  1 10   = 1 8
 

                 16
                 14 x
                  70
                16 +
               250
                                       7 10 + 6 10  = 13 10  = 15 8
                                        1 10  +  1 10  = 2 10 = 2 8




d.    Pembagian
Desimal
Oktal
  12 /  168  \  14
12     -   
             48
             48 –
               0
               
 14 / 250 \ 16
         14 -             14 8  x  1 8   = 14 8
         110
          110 -           14 8 x 6 8 = 4 8 x 6 8 = 30 8
              0                                  1 8 x 6 8 =   6 8 +
                                                                     110 8




4. Bilangan Hexadesimal
Sistem bilangan Oktal menggunakan 16 macam symbol bilangan berbasis 8 digit angka, yaitu 0 ,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,Edan F
Dimana A = 10, B = 11, C= 12, D = 13 , E = 14 dan F = 15
Position value system bilangan octal adalah perpangkatan dari  nilai 16.
Contoh :
C7(16) = …… (10)
                                                            7 x 16 0           =     7
                                                            C x 16 1          = 192                                                                                                                             199
Jadi 199 (10)





Operasi Aritmetika Pada Bilangan Hexadesimal
a.    Penjumlahan
Penjumlahan bilangan hexadesimal dapat dilakukan secara sama dengan penjumlahan bilangan octal, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Langkah-langkah penjumlahan hexadesimal :
-          tambahkan masing-masing kolom secara desimal
-          rubah dari hasil desimal ke hexadesimal
-          tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil hexadesimal
-          kalau hasil penjumlahan tiap-tiap kolom terdiri dari dua digit, maka digit paling kiri merupakan carry of untuk penjumlahan kolom selanjutnya.
Contoh :
Desimal
hexadesimal

 2989
  1073  +
  4062

BAD
431 +                                                                                          
FDE
        D 16 + 1 16  = 13 10  + 110 = 14 10 = E 16
        A 16 + 3 16   = 10 10  + 3 10 = 13 10    =D 16
         B16  + 4 16 = 1110 + 4 10 = 15 10 = F 16


 




b.    Pengurangan
Pengurangan bilangan hexadesimal dapat dilakukan secara sama dengan pengurangan bilangan desimal.




Contoh :
Desimal
hexadesimal

 4833
1575  -
3258

12E1
   627 -                                                                                          
CBA
        16 10 (pinjam) + 1 10  - 710      = 10 10 = A 16
        14 10 - 7 10 -   - 1 10 (dipinjam) = 11 10  =B 16
         1610  (pinjam) + 2 10  - 610        = 12 10 = C 16


 

          1 10 – 1 10 (dipinjam)  0 10 = 0 16



c.    Perkalian
Langkah – langkah :
-          kalikan masing-masing kolom secara desimal
-          rubah dari hasil desimal ke octal
-          tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil octal
-          kalau hasil perkalian tiap kolol terdiri dari 2 digit, maka digit paling kiri merupakan carry of untuk ditambahkan pada hasil perkalian kolom selanjutnya.









Contoh :
Desimal
Hexadesimal

   172
     27 x
   1204
    344 +
  4644  


                 AC
                 1B x
                764
                              C 16 x B 16     =12 10 x 1110= 84 16
                            A16 x B16 +816 = 1010 x 1110+810=7616
 


                 AC
                 1B x
                764
                AC
                                 C16 x 116  = 1210  x 110 =1210=C16
                                 A16 x 116  =  1010  x110 =1010=A 16
 

                 AC
                 1B x
               764
               AC +
               1224
                         616 + C16  = 610 + 1210 = 1810 =12 16
                         716+A16 +116 = 710 x 1010 + 110=1810 = 1216







D. Pembagian
Contoh :
Desimal
hexadesimal
27 /  4646  \  172
27-   
            194
            189 –
               54
               54 –
                 0

 1B / 1214 \ AC
         10E -      1B16xA16  = 2710x1010=27010= 10E16
         144
          144-      1B 16 x C16 = 2710 x 10 10 = 3240 10
              0                                                =14416
                                                                    




III. Konversi Bilangan
            Konversi bilangan adalah suatu proses dimana satu system bilangan dengan basis  tertentu akan dijadikan  bilangan dengan basis yang alian.

Konversi dari bilangan Desimal
1.    Konversi dari bilangan  Desimal ke biner
Yaitu dengan cara membagi bilangan desimal dengan dua kemudian diambil sisa pembagiannya.
Contoh :

45 (10) = …..(2)
45 : 2 = 22 + sisa 1
22 : 2 = 11 + sisa 0
11 : 2 =   5 + sisa 1
  5 : 2 =   2 + sisa 1
  2 : 2 =   1 + sisa 0               101101(2) ditulis dari  bawah ke atas


2.    Konversi bilangan Desimal ke Oktal
Yaitu dengan cara membagi bilangan desimal dengan 8 kemudian diambil sisa pembagiannya
            Contoh :
            385 ( 10 ) = ….(8)
            385 : 8 = 48 + sisa 1
              48 : 8 =   6 + sisa 0
                                                            601 (8)

3.    Konversi bilangan Desimal ke Hexadesimal
Yaitu dengan cara membagi bilangan desimal dengan 16 kemudian diambil sisa pembagiannya
            Contoh :
            1583 ( 10 ) = ….(16)
            1583 : 16 = 98  + sisa 15
                 96 : 16 =   6 + sisa 2
                                                            62F (16)

Konversi dari system bilangan Biner
1.    Konversi ke desimal
Yaitu dengan cara mengalikan masing-masing bit dalam bilangan dengan position valuenya.
Contoh :
1 0 0 1
                                                            1 x 2 0 = 1
                                                            0 x 2 1 = 0
                                                            0 x 2 2 = 0
                                                            1 x 2 3 = 8
                                                                        10 (10)



2.     Konversi ke Oktal
Dapat dilakukan dengan mengkonversikan tiap-tiap tiga buah digit biner yang dimulai dari bagian belakang.
Contoh :

11010100 (2) = ………(8)
11   010   100


 

            3          2          4
diperjelas :
100 = 0 x 2 0  = 0
            0 x 2 1 = 0
            1 x 2 2 = 4
                             4
Begitu seterusnya untuk yang lain.

3.    Konversi ke Hexademial
Dapat dilakukan dengan mengkonversikan tiap-tiap empat buah digit biner yang dimulai dari bagian belakang.
Contoh :
11010100
1101    0100
                                                                                                                                                D             4


Konversi dari system bilangan Oktal
1.    Konversi ke Desimal
Yaitu dengan cara mengalikan masing-masing bit dalam bilangan dengan position valuenya.


Contoh :
12(8) = …… (10)
                                                            2 x 8 0 = 2
                                                            1 x 8 1 =8                                                                                                                                10
Jadi 10 (10)

2.    Konversi ke Biner
Dilakukan dengan mengkonversikan masing-masing digit octal ke tiga digit biner.
Contoh :
6502 (8) ….. = (2)

2 = 010
0 = 000
5 = 101
6 = 110
jadi 110101000010

3.    Konversi ke Hexadesimal
Dilakukan dengan cara merubah dari bilangan octal menjadi bilangan biner kemudian dikonversikan ke hexadesimal.
Contoh :
2537 (8) = …..(16)
2537 (8) = 010101011111
010101010000(2)  = 55F (16)
Konversi dari bilangan Hexadesimal

1.    Konversi ke Desimal
Yaitu dengan cara mengalikan masing-masing bit dalam bilangan dengan position valuenya.

Contoh :
C7(16) = …… (10)
                                                                        7 x 16 0           =     7
                                                                        C x 16 1          = 192                                                                                                                             199
Jadi 199 (10)

2.    Konversi ke Oktal
Dilakukan dengan cara merubah dari bilangan hexadesimal menjadi biner terlebih dahulu  kemudian dikonversikan ke octal.
Contoh :
55F (16) = …..(8)
55F(16) = 010101011111(2)
010101011111 (2) = 2537 (8)

Latihan :
Kerjakan soal berikut dengan benar !
1.    Sebutkan dan jelaskan empat macam system bilangan !
2.    Konversikan bilangan berikut :
a.    10101111(2) = ………….(10)
b.    11111110(2) = ………….(8)
c.    10101110101 = …………(16)

3.    Konversi dari :
a.    ACD (16) = ………(8)
b.    174 (8) = ……..(2)

4.    BC1
        2A X

5.    245 (8) : 24 (8) =……..(8)




KONVERSI BILANGAN
Konversi bilangan adalah suatu proses dimana satu system bilangan dengan basis  tertentu akan dijadikan  bilangan dengan basis yang lain.
Konversi dari bilangan  Desimal ke biner
Yaitu dengan cara membagi bilangan desimal dengan dua kemudian diambil sisa pembagiannya.
Contoh :
45 (10) = …..(2)
45 : 2 = 22 + sisa 1
22 : 2 = 11 + sisa 0
11 : 2 =   5 + sisa 1
5 : 2 =   2 + sisa 1
2 : 2 =   1 + sisa 0               101101(2) ditulis dari  bawah ke atas
Konversi bilangan Desimal ke Oktal
Yaitu dengan cara membagi bilangan desimal dengan 8 kemudian diambil sisa pembagiannya
Contoh :
385 ( 10 ) = ….(8)
385 : 8 = 48 + sisa 1
48 : 8 =   6 + sisa 0
601 (8)
Konversi bilangan Desimal ke Hexadesimal
Yaitu dengan cara membagi bilangan desimal dengan 16 kemudian diambil sisa pembagiannya
Contoh :
1583 ( 10 ) = ….(16)
1583 : 16 = 98  + sisa 15
96 : 16 =   6 + sisa 2
62F (16)
Konversi bilangan biner ke desimal
Yaitu dengan cara mengalikan masing-masing bit dalam bilangan dengan position valuenya.
Contoh :
1 0 0 1
1 x 2 0 = 1
0 x 2 1 = 0
0 x 2 2 = 0
1 x 2 3 = 8
10 (10)
Konversi bilangan biner ke Oktal
Dapat dilakukan dengan mengkonversikan tiap-tiap tiga buah digit biner yang dimulai dari bagian belakang.
Contoh :
11010100 (2) = ………(8)
11   010   100



3          2          4
diperjelas :
100 = 0 x 2 0  = 0
0 x 2 1 = 0
1 x 2 2 = 4
4
Begitu seterusnya untuk yang lain.
Konversi bilangan biner ke Hexademial
Dapat dilakukan dengan mengkonversikan tiap-tiap empat buah digit biner yang dimulai dari bagian belakang.
Contoh :
11010100
1101    0100
D             4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar